Rabu, 17 Agustus 2011

kenakalan remaja


BAB II PEMBAHASAN

1.Definisi Juvenile Delinquency

               Juvenile delinquency ialah perilaku jahat/dursila,atau kejahatan/kenakalan anak-anak mda merupakan gejala sakit (patologis) secara social pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian social,sehingga mereka mengebangkan bentuk tingkah laku yang menyimpang.[1]

               Anak-anak muda yang delinquin atau jahat itu disebut pula sebgai anak cacat secara social. Mereka mendrita cacat mental disebabkan oleh pengaruh social yang ada dimasyarakat.

               Juvenile bersal ari bahas latin juvenilis artinya anak-anak muda. Delinquent berasal dari bahasa latin “delinquere” artinya terabaikan.

               Kejahatan yang muncul itu merupakan akibat dari proses perkembanga pribadi anak yang mengandung unsure dan usaha :
  • Kedewasaan seksual
  • Kedewasaan
  • Adanya ambisi materil yang tidak terkendali
  • Kurang atau tidak adanya disiplin diri.

               Kejahatn anak-anak remaja ini merupakan produk sampingan dari[2] :
o   Pendidikan masla yang tidak menekankan pendidikan watak dan kepribadian anak.
o   Kurangnya usaha ornag tua menanamkan molaritas dan keyakinan beragama pada anak-anak muda.
o   Kurang ditumbuhknay tanggung jawab social pada anak-anak remaja.

               Anak-anak remaja yang melakukan kejahatan itu umumnya tidak memiliki control diri atau bahkan menyalahgunakan control diri tersebut. Kejahatan yang mereka lakukan itu umumnya disertai unsur-unsur mental dengan motif-motif subjektif.

               Adapun motif yang mendororng mereka melakukan kejahatn dan kedursilaan itu antara lain :
  • Untuk memuaskan kecenderungan keserakahan
  • Meningkatkan agresivitas dan dorongan sexsual
  • Salah asuh dan salah didik orang tua
  • Keinginan untuk meniru-niru teman sebaya
  • Kecenderungan patologis yang abnormal
  • Konflik baitn sendiri





2. Perbedaan Remaja Delinquin dan Remaja Non Delinquin

               Perbedaanya mencakup antara lain :

a. Perbedaan Struktur Intelektual

               Pada umumnya Intekejensi mereka tidak berubah dega intelejensi anak-anak normal namun terdapat fungsi-fungsi kognitif yang berbeda. Biasanya anak-anak delinquin ini mempunyai nilai lebih tinggi untuk tugas-tugas prestasi dari pada nilai untuk ketrampilan verbal[3]. Mereka kurang tolera terhadap hal-hal yang ambigius. Pada galinya mereka kurang mampu memperhitungkan tingkah lkau orang lain bahkan tidak menghargai pribadi lain.


b. perbedaan fisik dan fisikis
               anak-anak delinquin lebih idiot secara moral dan memiliki perbedaan karakteristik yang jasmania sejak lahir jika dibandingka dengan anak-anak normal[4]. Bentuk tubuh mereka lebih mesomorps relative berotot kekar dan kuat dan umumnya bersifat lebih agresif.
              
               Fungsi fisiologis dan neurologist yang khas pada anak-anak delinquin ini adalah :
*      Mereka kurang mereaksi terhadap stimulais kesakitan atau lebih kebal[5].
*      Menunjukan ketidak matangan jasmaniah atau anamoi-anamoli perkembangan[6].
               Gangguan yang berupa kerusakan jasmaniah terjadikarena rusaknya factor lingkungan remaja. Maka diduga malfungsi fisiologis (tidak berfungsi secara jasmaniah) memainkan peranan penting dalam memproduser remaja deliquii dengna malfungsi psikis.


c. perbedaan karakteristik individual
               anak-anak delinquin mempunyai sifat kelainan kepribadian khusus antara lain :
v  Hamper semua anak muda pada masa ini berorientasi hanya pada “masa sekarang”,bersenang-senang dan puas pada hari ini, mereka tidak mau melihat hari esok an merencanakan kehidupan kedepan[7],
v  Kabanyakan dari mereka itu terganggu secara emosianal.
v  Mereka kurang teriolialisasi dalam masyarakat normal,sehingga tidak mampu mengenal norma-norma kesusilaan dan tidak bertanggung jawab secaa social.
v  Mereka senang menceburkan diri dalam kegiatan “tanpa pikir” yang merangsang rasa kenjantanan walaupun mereka tauh bahayb dan resikonya.
v  Pada umumnya mereka sangat infulsif dan suka menyerempet bahaya.
v  Hati nurani tidak atau kurang lancar fungsinya.
v  Mereka kurang memiliki disiplin diri atau control diri sebab mereka belum pernah dididik atau dituntut untuk hal itu.




               Dalam keadan terganggu emosianal remaja menjadi lupa daratan. Mereka menjadi tidak sadar sehingga menjadi eksplosif meledak-ledak dan sangat agresif. Sehingga tanpa pikir panjang melakukan tindakan-tindakan dursila. Mereka melakukan perbuatan “kortsluiting” yang merugikan lingkungan sekitarnya.

               Maka untk mengatasi semua masalah tadi diperlukan adanya :
Ø  Pendidikan hati nurani
Ø  Pendisiplinan diri secara kental
Ø  Ditegakkanya sisten control yang terorganisir.



3. Wujud dari Perilaku Delinquin
              
               Delinquin merupakan produc,konstitusi mental serta emosi yang sangat labil dan efektik,sebagai akibat dari proses pengkondisisan lingkungan buruk terhadap pribadi anak,yang dilakukan oleh anak muda tanggung usia,puber atau adolesens.
              
               Wujud dari prilaku delinquin ini adalah[8] :
ü  Kebut-kebutan dijalan yang meganggu keamanan lalu lintas dan membahayakan diri sendiri.
ü  Perilaku ugal-ugalan,berandalan,urak-urakan, mengacaukan ketertiban mileu sekitar. Tingkah ini disebabkan karena kelebihan energi dan paktor primitive yang tidak terkendali dan kesenangan mengacaukna lingkungan.
ü  Perkelahian antar genk,antar kelompok,antar sekolah,antar suku,sehingga kadang-kadang membawa korban jiwa.
ü  Membolos sekolah lalu mengelandang disepanjang jalan atau bersembunyi ditempat-tempat terpencilsambil melakukan berbagai macam experiment kedurjanaan dan tidakan asusila.
ü  Kriminalitas anak,remaja dan adoiesens antara lain berupa perbuatan mengancam,intimidasi,memeras,maling,mencuri,mncopet,menjambret,merampas,melakukan pembunuhan dengan cara menyembelih korbanya,mencekik,meracun dan tindakan kekerasan lainya.
ü  Berpesta pora sambil mabuk-mabukan,melakukan hubungan seks bebas.
ü  Perkosaan,agresivitas seksualdan pembunuhan dnegan motif seksual atau didorong dengan reaksi-reaksi kompen pekstoris dan perasaan inferior,menuntut pengakuan diri,depresi hebat,rasa kesunyian,emosi balas dendam.
ü  Kecanduan dan ketagihan bahan narkotika yang erat gandenganya dengan tindak kejahatan.
ü  Tindak-tindakna immoral seksual secara terang-terangan.
ü  Homoseksualitas,oral dan anal dan tindakan seksual lainya pada anak yang disetai dengan tindakan sadistis.
ü  Perjudihan dan bentuk-bentuk permainan lain dengan taruhan sehingga dapat meningkatkan ekses kriminalitas.
ü  Komersilisasi seks,penguguranjani oleh gadis-gadis delinquin.
ü  Tindakan radikal dan extrim dengan cara kekerasan penculikan yang dilakukan oleh anak-anak remaja.
ü  Perbuatan a-sosial dan anti social di sbebkan karena gangguan kejiwaan pada anak-anak dan remaja psikopatik,psikotik,neuroritij dan menderita gangguan-gangguan jiwa lainya.
ü  Tindakan kejahatan disebabkan oleh kerusakan pada karaker anak yang membuat konpensasi,disebabkan karena adanya organ-organ yang inferior.

         Dalam kondisi statis,gajala juvenile delinquency atau kejahatan remaaj merupakan gejala social yang sebagian dapat diamati dan diukur kwantitas dan kuantitas kedurjanaanya,namun sebagian lagi tidak bisa diamati dan tersembunyi,hanya bisa dirasakan ekses-eksenya.

         Sedangkan dalam kondisi dinamis,gejala kenakalan remaja ini merupakan gejala yang terus-menerus nerkembang,berlangsung secara progresif,sejajar dengan perkembangan teknologi.

         Banyak perbuatan anak atau remaja tidak dapat diketahui dan tidak dihukum dikarenakan antara lain :
1. kejahatn dianggap sepeleh,kecil-kecilan saja hingga tidak perlu dilaporkan kepada yang berwajib.
2.orang segan dan malas utuk berurusan dengan polisi dengna pengadilan.
3.orang merasa takut akan adnaya balas dendam.

               Pada saat masyarkat didunia semakkin maju dan meningkat ksejahteraan materilnya kejahatan anak-anak dan remaja juga ikut bertambah . seperti di inggris kejahatan remaja dari 1938 sampai 1962  bertambah dengan 200%,kejahatan seks bertambah dnegan 300%,kekerasan dan kejahatan bertambah sampai dnegan 2200%.[9]

               Amerika Serikat pada 1960 kajahatan anak-anak dan remaja meningkat 6 kali lipat dibandingkan dengan pertambahan kejahatan ornag dewasa, anak-anak yang dihukum dalam tindak pembunuhan berjumlah 8%,untuk perkosaan 20%,untukk perampasan,perampokan dan pembongkaran itu 51% dan untuk pencurian mobil 62%, seperlima dari anak laki-laki itu berusia 10-17 tahuntelah pernah diajukan dimuka pengadilan atau ditangkap polisi.[10]


4. Teori mengenai terjadiya Juvenely deliquency
              
               Pengolongan menutu teori adalah sebgaai berikut[11] :
1)      Teori Biologis
          
         Tikngkah laku ataudelinkuen pada anak-anak dan remaja dapat muncul karena factor-factor fisiologis dan struktur jasmaniah sesorang,juga dapat oleh cacat jasmania dari lahir. Kejadian ini berlangsung :
a.       Melalui gen atau plasma pembawa sifat dalam keturunan.
b.      Melalui pewarisan kelemahan konstitusionaljasmaniah tertentu yang menimbulkan tingkah lak delinkuen atau sosiopatik.
c.       Melalui pearisan tipe-tipe kecenderungan yang luar biasa(abnormal) sehingga membuahkan tingkah lak delinkuen.
2)      Teori Psikogeneis.

      Teori ini menekankan sebab-sebab tingkah laku delinkuency dari aspek psikologis atau kejiwaanya.
     
      Seperti factor :
·         Intelegensi,
·         Cirri kepribadian,          
·         Motivasi,
·         Sikap-sikap salah,
·         Fantasi
·         Rasionalisasi
·         Intermalisasi diri yang keliru
·         Konflik batin,
·         Emosi yang kontroversal,
·         Kecenderungan psikopatologis,dll.

               Teori ini menjelaskna bahwa Delinkuency merupakan “bentuk penyelesaian” atau konfensasi dari masalah psikologis dan konflik batindalam menangapi pola-pola hidup yang external dan pola-pola hidup keluarga yang patologis. Kurang lebih sekitar 90% anak-anak deliquen berasal dari keluarga yang berantakan.



3) Teori Sosiogenesis

         Teori ini berpendapat bahwa penyebab tingkah laku delinquent pada anak-anak remaja murni sosiologis atu social-psokologis sifatnya. Misalnya disebabkan oleh struktur social yang deviatif,tekana kelompok.peranan social,status social atau internalisasis yang keliru. Maka factor-faktor cultural dan social itu sangat mempengaruhi.

         Dalam penentuan konsep diri yang penting adalah simbolisasi diri atau “penanaman diri”,disebut pula sebagai pendefinisian diri atau peranan diri. Dalam subjek ini mereka mempersamakn diri mereka dengan tokoh-tokoh penjahat. Sehingga ini menjadi konsep hidupnya dan menjadi konsep dii yang di sesuaikan dengan situasi sesaat.

         Proses simbolisasi diri umumnya dilakukuan secara tidak sadar dan berangsur-angsur sehingga menjadi sebuah bentuk kejahatan delinkuin pada diri anak-anak dan remaja.

         Sebab-sebab kenakalan remaja itu tidaj terltak dilingkungan keluarga atau tetangga saja akan tetapi terutama sekali disebabkan oleh kontaks kulturasinya. Maka karier kejahatan anak itu jelas dipupuk dari lingkngan yang buruk dan jahatditambah dengan kondisi sekolah yang kurang menarik bagi anak,konseb untuk bisa memahami sebab dari kenakalan remaja itu ialah perhaulan dengan anak-anak muda lainya yang sudah delinquent.


         Anak menjadi delinquent dikarenakan partisipasinya ditengah-tengan lingkunag social yang ide dan teknik delinquent tertentu menjadi saran yang special untuk mengatasi keulitan hidupnya. Karena itu semkain lama anak bergaul semakin tinggi tingkat intensif relasasinya dengan anak-anak jahat lain akan semakin lama pula proses berlangusngnya asosiasi diferensial tersebut.dan semakin besar kemungkinan anak-anak remaja tadi menjadi criminal.[12]


4) Teori subkultar Delinkuensi

         Tipe teori yang terdahulu (biologis,psikogenesis,dan sosiogensis) sangat popular sampai tahun 50-an. Sejka itu banyak terdapat perhatian pada altivitas-aktivisas kenakalan remaja yang terorganisir dengan subkltar-subkultarnya,adapun penyebabnya adalah :
o   Bertambahnya dengan cepat jumlah kejahatan,dan meningkatkanya kwalitas kekerasan serta kekejaman yang dilakukan oleh anak-anak remaja yang mempunyai subkultur delinkuin.
o   Meningksnys jumlsh kriminalitas menyebabkan meningkatya jumlah kerugiandan kerusakan secara universal,terutama untuk Negara-negara indstri yang lebih maju dikarenakan meningkarnya jumlah kenakalan pad aanak-anak remaja.

           
            Kultur atau “kebudayaan” dlam hal ini satu kumpulan nilai dan norma yang menuntk bentuk tingkah laku responshif sendiri yang khas pada anggota-anggota kelompok yang sudah terbentuk. Sedangkan istilah “sub” tadi mengidentifikasikan budaya yang bisa muncul ditengah system yang lebi inklunsif sifatnya.

            Berdasarkan subkultur ini sifat-sifat suatu struktur sosialdengan pola budaya (subkultur),yang khas dari lingkungan familial,tetangga dan masyarakat yang didiamioleh para remaja delinquent tersebut.

         Sifat-sifat masyarakat tersebut antara lain adalah :
§ Punya populasi yang padat,
§ Status social ekonominya rendah,
§ Kondisi fisik dan perkampungan yang sangat buruk,
§ Banyak disorganisasi famili dan social bertingkat tinggi.

         Karena itu sumber utama kemunculan kejahatan remaja ialah subkultar-subkultar delinquendalam konteks yang lebih luad dalam kehidupan masyarakat slum.

         Kemudian subkultur itu merupakan reaksi terhadap permasalahan sosialstratifikasi penduduk dengan status social rendah yang ada di satu daerah yang menilai secara berlebihan status sosial tinggi dan harta kekeayaan.




5.      Delinkuensi Individual,Sistematik,Kumulatif
           
            Kenakalan dan kejahatan remaja itu tidak pernah berlangsung dalam isolasiyaitu tida berlangsung sui generic(unik khas satu-satunya dalam kelompoknya),dan tidak berprotes dalam ruang vakum. Tetapi selalu berlansung dalam konteks antar personal dan sosio-kultural. Karena itu delinkunsi ini sifatnya bisa berupa organisme atau fisiologis.juga bisa psikis interpersonal.
           
         Sehubungan degan masalah diatas maka delinkuensi dibagi menjadi empat kelompok yaitu :
*      Delinkuensi individual
*      Delinkuensi situasional
*      Delinkuensi sistematis
*      Delinkuensi komulatif
\
a. Delinkuensi Individual
        
            Tingkah laku kriminal anak merupakan gejala personal atau individualdengan cirri khas jahat,disebabkan karena predisposisi dan kecenderungan meyimpangkan tingkah laku(psikopat,paikotis,neuroritis,a-sosial) yang diperhebat oleh kondisi social dan cultural.

            Kejahatan remaja tipe ini bersifat simptomatik,karena disertai banyak konflikintrapsikis kronis,disintegri pribadi dengan kekalutan batin hebat gejala psikotis dan psikopatis. Kejahatan ini berupa kejahatan kriminal dan kekejaman anpa motif dan tujuan apapun,dan hanya didorong oleh infuls primitive yang sangat kuat, mereka tidak mempunyai rasa kemanusiaan dan sulit digugah nuraninya.

b. Delikuensi situasional
     
         Dilenkuensi ini dilakukan oleh anak normal,namun mereka banyak dipengaruhioleh kekuatan situasional,stiulasi social dan tekana lingkungan yang semuanya memberi pengaruh “menekan-memaksa” pada pembentukan situasi buruk. Umumnya anak-anak remaja tidak suka melanggar aturan norma hukum formal dan norma social. Tetapi kalangan remaja ini menjadi jahat karena transformasi psikologis sebagai reaksi terhadap pengaruh externalyang menekan dan memaksa sifatnya.

         Dengan demikian ini harus di adakanya penekanan terhadap :
¨      Daerah ekologis anak remaja,dan
¨      Proses pengkondisian oleh struktur social yang “memaksa” dan menjadikan anak-anak muda itu kiminal.

            Serta perlu diterapkanya koreksi dan reorganisasi secara fundamental  terhadap :
Ø  Struktur kejiwaan anak remaja dengan bantuan proses pendidikan
Ø  Struktur social masyarakatnya, lewat tindak preventif,represif (penekanan) dan punitive (hukuman),dan
Ø  Penataan ulang terhadap kebudayaan bangsa.





C. Delinkuensi Sistematik

            Kumpulan tingkah laku yang “disistematisir” disertai pengaturan ,status formal,peranan tertentu,nilai-nilai,rite-rite,norma-norma rasa kebangaan,dan moral delinkuen yang berbedda yang normal berlaku. Semua kejahatan itu kemudian dirasionalkan sendiri oleh segenap anggota kelompok,sehingga kejahataan menjadi terorganisir atau bersifat sistematis.

         Factor pokok menghilangnya kenakalan remaja pada usia dewasa adalah :
ü  Disiplin,pengembangan disipln diri dan control diri,
ü  Kemauan dan kesadaran untuk mengedalikan infuls-primitif,
ü  Berfungsinya hati nrani yang bertekad unutk memberantas penyimpangan tingkah laku sendiri berupa kejahatan yang dianggap sebagai sigma alami tadi.


d. Delinkensi Kumulatif

         Delinkensi Kumulatif sifatnya maksudnya adalah kejahtan itu ada dimana-mana dihampir semua ibu kota,dikota-kota atau bahkan didaerah pinggiran pedesaan. Secara kumulatif krjahatn tadi menyebar luas dalam masyarakat,lslu menjadi fenomena disorganisasi,disentegrasi social dengan subkultur delinken ditengah kebudayaan suatu bangsa.

         Tingkah laku yang membudayakan ditengah masyarakat itu ( delinkuensi remaja yang kumulatif ) punya cirri-ciri sebagai berikut :
·   Mengandung banyak dimensi ketegangan syaraf, kegelisahan batin dankeresahan hati, pada para remaja,yang kemudian disalurkan atau dikompensasikan secara negative pada tindak kejahatan dan agresivitas tidak terkendali.
·   Merupakan adolescence revolt (pemberontakan adolensasi) terhadap kekuasaan dan kewibaan orang dewasa,dalam usaha mereka menemukan identitas dir lewat tingkah laku yang melanggar norma sosisal dan hukum.
·   Banyak terdapat penyimpangan seksual disebabkan oleh penundaan saat kawin jauh sesudah kematangan biologis,antara lain berupa promiskuitas, cinta bebas dan seks bebas, “kumpul kebo”,perkosaan seksual,pembunuhan berlatarkan motivasi seks dan lain-lain.
·   Banyak terdapat tindak ekstrim radikal yang dilakukan oleh para remaja yang menggunakan cara-cara kekerasaan,pembunuhan,zikabu,tindak bunuh diri,meledakakn bom dan dinamit,penculikan penyandaran dan lain-lai.



6. Klasifikasi dan Tipe Kejahatan Remaja
           
               Predikat normal menampilkan cirri : sempurna,ideal,rata-rata secara statistic,yanpa sindrom-sindrom medis,adekuat(serasi,tepat),bia diterima oleh masyarakat umum,sesuai dengan pola masyarakat setempat,cocok dengan norma social yang berlaku.

               Pribadi normal mempunyai sifat : relative dekat dengan integrasi jasmani rohani yang ideal. Kehidupan psikisnya stabil,tidak banyak memendam konflik batin dan tidak berkonflik dalam lingkungan.
               Predikat Abnormal diterjemahkan sosio-sosiologi sebagai berikut : sosiopatik,menyimpang secara social,maladjusted (tak mampu menyesuaikan diri),tingkah lakunya tidak adekuat,tidak dapat diterima oleh umum, tidak sesuai dengan norma-norma hukum yang berlaku.

               Pribadi abnormal atau sosiopatik mempunyai cirri : mengalami disentrigasi baik dalam diri sendiri maupun dengan lingkunganya, terisolasi dari hidup dan masyarakat yang normal,selalu didera oleh konflik batin dan selalu berbenturan dengan norma hukum dan hukum formal.

               Pembagian lain juvenile delinquency ialah berdasarkan cirri kepribadian yang defek,yang mendorong mereka menjadi delenquen. Tipe delinquency menurut struktur kepribadian ini di bagi atas :

·         Delikuensi terisolir[13]
           
            Perbutan Kejehatan yang mereka lakukan umumnya didorong oleh :
ü  Kejahatan mereka tidak didorong oleh motivasi kecemasan dan konflik batin yang tidak dapat diselesaikan tetapi banyak dirangsang oleh keinginan untuk meniru.
ü  Mereka kebanyakana berasal dari daerah-daerah kota yang tradisional sifatnya memiliki subkultur kriminal.
ü  Pada umumnya anak delinkuen tipe ini berasal dari keluarga berantakan ,tidak harmonis,tidak konsikuensi,dan mengalami banyak frustasi
ü  Mereka dibesarkan dalam keluarga tanpa ada sedikit sekali mendapatkan supervise dan latihan disiplin yang teratur.


Delikuensi terisolir mereaksi terhadap tekanan dari lingkunga social .


·   Delikuensi neurotic
            Remaja pada tipe ini menderita gangguan kejiwaan antara lain berupa kecemasan,berasa selalu tidak aman,merasa terancam,tersudut dan terpojok,merasa bersalah,atau berdosa dan lain-lain.
     
            Cirri tingkah lakunya :
Ø  Tingkah laku delinquenya bersumber pada sebab psikologis yang sangat dalam dan bukan hanya berupa adaptasi pasif,menerima norma dan nilai subkultur.
Ø  Tingkah laku kriminal mereka merupakan expresi dari konflik batin yang belum terselesaikan karena itu tindak kejahatan mereka merupakan alat pelepas bagi rasa ketakutan,kecemasan dan kebinggungan batinya yang jelas tidak terpikulkan oleh egonya.
Ø  Anak remaja dilenquen type ini biasabya melakukan kejahatan seotang diri dan mempraktekkan jenis kejahatan tertentu kriminal sekaligus neoritik.
Ø  Anak delinquent neoritik berasal dari kalangan kelas menengah yaitu lingkungan konfesional yang cukup baik kondidi social ekonominya. Pada umumnya keluarga mereka mengalami banyak ketegangan emosional yang parah dan orang tuanya biasanya neurotic dan psikotik.
Ø  Anak delinquent neoritic memiliki ego yang lemah dan cenderung mengisolir diri dari lingkungan orang dewasa atau remaja lainya.
Ø  Motifasi kejahatan mereka berbeda-berbeda.
Ø  Prilakunya memperlihatkan kwalitas konfulsif atau paksaan.


·         Delikuensi psikopatik
            Cirri-ciri tingkah lakunya :
¨Hampir seluruh anak delinquent psokopatik berasal dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang extrim tapi tidak konsisten,selalu menyai-nyiakan anaknya.
¨Mereka tidak mampu menyadari arti bersalah,berdosa atau melakukan pelanggaran karena itu sering melakukan tindakan tidak terkendali.
¨Bentuk kejahatanya majemuk tergantung pada uasana hatinya yang kacau dan tidak dapat diduga-duga,sangat agresif dan infulsif,biasanya berulang kali keluar masuk penjara dan sulit seklai untk diperbaiki.
¨Mereka selalu gagal dalam menyadari dan menginternalisasikan norma-norma social yang umum berlaku.
¨Mereka sering juga menderita neurologis sehingga mengurangi kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri.


·               Delinkuensi defek moral
            Defek(defect,defectus) artinya rusak,tidak lengkap,salah cidera cacat dan kurang . cirri-cirinya, selalu melakukan tindakan asusila atau anti social walaupun pada dirinya tidak terdapat penyimpangan atau gangguan kognitif namun ada disfunsi pada intelegensinya.

            Kelemahan dan kegagalanya: mereka tidak mampu mengenal dan memahami tingkah lakunya yang jahat;tidak mampu mengendalikan dan mengaturnya selalu ingin melakukan perbuatan kekerasaan penyerangan dan kejahatan,relasi kemanusiaanya sangat terganggu,sikafnya dingin dan beku tanpa afeksi atau perasaan jadi ada kemiskinan afektif dan sterilitas emosional



7. Masyarakat Modern dan Kasus Juvenile Delinquency.
           
            Study cross-national (antarnegara) menyatakan bahwa sebba musabab timbulnya kejahatan remaja kelas menengah dan tinggi adalah :
o Keluarga yang berantakan.
o Lingkunagan dekat dan lingkunagan tetangga yang buruk
o Lingkungan social dan budaya yang tidak menguntungkan
o Lokasi dalam orde social
o Masyarakat masal

         Dampak sampingan negative antara lain :
ü  Malaise,despresi ekonomi
ü  Perasaan alienasi atau keterasingan terhadap pekerjaan dan masyarakat sekitar
ü  Anomi dan kehilangan identitas diri
ü  Berkurangnya pengalaman pribadi yang berarti,



8. Penanggulangan Kenakalan Remaja
           
               Kelompok yang dimaksud dalam kelompok  juvenile delinkuensi ialah kelompok anak berusia 8-22 tahun.
            Pola delinkuen itu ditentukan oleh fihak-fihak angota  kompoten atau berwenang untuk menetukan astribut tersebut,yaitu :
Ø  Fendefinisian diri,penentuan diri,zelfbestempeling, dan kemauan sendiri untuk menjalankan peranan social yang menyimpang dari konvensi hukum.
Ø  Oleh orang lain,yaitu teman-teman ,tetangga,gurumajikan.pemberi pekerjaan.
Ø  Laporan polisi dan laporan diri.
Ø  Laporan klinis,psikologis dan medis atau kombinasi dari ketiga laporan tadi.
                  Oleh Karena tindak delinquent anak remaja itu banyak menimbilkan kerugian materil dan kesengsaraan batin baik kepada subjek pelaku sendiri maupun pada para korbanya,maka masyarakat dan pemerintah dipaksa untuk melakukan tindakan prevwntiv dan penangulangan secara kuratif.



               Tindakan preventif yag dilakukan antara lain berupa :
o   Meningkatkan keejahteraan keluarga
o   Perbaikan lingkungan ,yaitu daerah slum,kampong-kampung miskin
o   Mendirikan klinik bimbingan psikologis dan dan edukatif untuk memperbaiki tingkah laku dan membantu remaja dari kesulitan mereka.
o   Menyediakna tempat rekreasi yang sehat bagi remaja
o   Membentuk badan kesejahteraan anak
o   Mengadakan panti asuhan
o   Mengadakan lembaga revormatif untuk memberikn latihan korektif pengoreksian dan asistensi untuk hidup mandiri dan susila pada anak-anak dan remaja yang membutuhkan.
o   Membentuk badan supervise dan mengontrol terhadap kegiatan anak dilenquen disertai program yan gkorektif
o   Mengadakan pengadilan anak
o   Menyusun undang-undang khusus untuk pelangaran dan kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak remaja
o   Mendirikan sekolah bagi anak miskin
o   Mengadakan rumah tahanan untuk anak-anak dan remaja
o   Menyelengarkan diskusi kelompok dan bimbingan untuk membangun kontak manusiawi di antara para remaja delinquent dengan masyarakat luar.
o   Mendirikan tempat latihan untuk menyalurkan kreaktifitas para remaja delinquent dan non dilenquen





               Tindakan kuratif bagi usaha penyembuhan direnquen antara lain :
ü  Menghilangkan semua sebab musabab timbulnya kejahatan remaja,bagi yang bersifat pribadi,family,social ekonmis dan cultural.
ü  Melakukan perubahan lingkungan dengan jalan mencari kan orang tua angkat dan memberikan fasilitas yang diperukan bagi perkembangan jasmani dan rohani yang sehat bagi anak-anak remaja.
ü  Memindahkan anak-anak nakal kesekolah yang lrbih baik atau ketengah lingkungan soisial yang baik
ü  Memberikan latihan kepada para remaja ntuk hidup teratur,tertib dan berdisiplin.
ü  Memanfaatkan waktu senggang di kem latihan untuk membiasakan diri bekerja belajar dan melakukan rekreasi sehat dengan disiplin tinggi.
ü  Mengiatkan organisasi pemuda dengan program-program latihan vokasional untuk mempersiapkan anak remaja dilenquen itu bagi pasaran kerja dan hidup ditengah mayarakat.
ü  Memperbanyak lembaga latihan kerja dengan program kegiatan pembangunan
ü  Mendirikan klinik psikologis untuk meringankan dan memecahkan konflik emossional dan gangguan kejiwaan lainya. Memberikan pengobatan medis dan terapi psikoanalitis bagi mereka yan gmenderita gangguan kejiwaan.





























BAB II PENUTUP

1, Kesimpulan

o Juvenile delinquency ialah perilaku jahat/dursila,atau kejahatan/kenakalan anak-anak mda merupakan gejala sakit (patologis) secara social pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian social,sehingga mereka mengebangkan bentuk tingkah laku yang menyimpan.
o Juvenile bersal ari bahas latin juvenilis artinya anak-anak muda. Delinquent berasal dari bahasa latin “delinquere” artinya terabaikan.
o Perbedaan Remaja Delinquin dan Remaja Non Delinquin mencakup antara lain :

a. Perbedaan Struktur Intelektual
b. perbedaan fisik dan fisikis
c. perbedaan karakteristik individual 

o   Wujud dari prilaku delinquin ini adalah antara lain :
§  Kebut-kebutan dijalan yang meganggu keamanan lalu lintas dan membahayakan diri sendiri.
§  Perilaku ugal-ugalan,berandalan,urak-urakan, mengacaukan ketertiban mileu sekitar. Tingkah ini disebabkan karena kelebihan energi dan paktor primitive yang tidak terkendali dan kesenangan mengacaukna lingkungan.
§  Perkelahian antar genk,antar kelompok,antar sekolah,antar
§  suku,sehingga kadang-kadang membawa korban jiwa.

o   Teori mengenai terjadiya Juvenely delinquency :
Teori Biologis.
Teori Psikogeneis.
 Teori Sosiogenesis
      Teori subkultar Delinkuensi.

o Delinkuensi Individual Tingkah laku kriminal anak merupakan gejala personal atau individualdengan cirri khas jahat,disebabkan karena predisposisi dan kecenderungan meyimpangkan tingkah laku(psikopat,paikotis,neuroritis,a-sosial) yang diperhebat oleh kondisi social dan cultural.

o Predikat normal menampilkan cirri : sempurna,ideal,rata-rata secara statistic,yanpa sindrom-sindrom medis,adekuat(serasi,tepat),bia diterima oleh masyarakat umum,sesuai dengan pola masyarakat setempat,cocok dengan norma social yang berlaku.

o Predikat Abnormal diterjemahkan sosio-sosiologi sebagai berikut : sosiopatik,menyimpang secara social,maladjusted (tak mampu menyesuaikan diri),tingkah lakunya tidak adekuat,tidak dapat diterima oleh umum, tidak sesuai dengan norma-norma hukum yang berlaku.




o Study cross-national (antarnegara) menyatakan bahwa sebba musabab timbulnya kejahatan remaja kelas menengah dan tinggi adalah :
§  Keluarga yang berantakan.
§  Lingkunagan dekat dan lingkunagan tetangga yang buruk
§  Lingkungan social dan budaya yang tidak menguntungkan
§  Lokasi dalam orde social
§  Masyarakat masal
        
o      Dampak sampingan negative antara lain :
§  Malaise,despresi ekonomi
§  Perasaan alienasi atau keterasingan terhadap pekerjaan dan masyarakat sekitar
§  Anomi dan kehilangan identitas diri
§  Berkurangnya pengalaman pribadi yang berarti,


o   Pola delinkuen itu ditentukan oleh fihak-fihak angota  kompoten atau berwenang untuk menetukan astribut tersebut,yaitu :
Ø  Fendefinisian diri,penentuan diri,zelfbestempeling, dan kemauan sendiri untuk menjalankan peranan social yang menyimpang dari konvensi hukum.
Ø  Oleh orang lain,yaitu teman-teman ,tetangga,gurumajikan.pemberi pekerjaan.
Ø  Laporan polisi dan laporan diri.Laporan klinis,psikologis dan medis atau kombinasi dari ketiga laporan tadi.



2. Saran

               Seperti yang kita ketahui pada masa sekarang ini banyak seklai bentuk-bentuk kenakalan yang dilakukan oleh para remaja. Peran sebagai orang tua haruslah lebih memperhatikan anak-anaknya,dengan jalan memperhatikan lingkunagn pergaulanya,memasukan pendidikanya ke sekolah yang baik dan bisa membentuk ahlak mereka,memebrikan perhatian lebih untuk mereka dan sering untuk bertukaran pikiran dengan mereka.















Daftar Pustaka

Kartono,kartini,kenakalan remaja,Jakarta,cv rajawali,1992

Soekanto,soerjono,keluarga ,remaja dan anak. Jakarta.rineka cipta,1990

Soekanto, Surjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.






Google : kenakalan Remaja

Google : factor- factor pendoorng kenakalan remaja


[1] Erikson,1962 pencarian identitas kedewasaan
[2] Mays,1961 manifstasi kebudayaan remaja
[3] Weschler,1939
[4] Lomoroso,1899
[5] Lindner,1942-1943
[6] Stafford clark 1951
[7] Siegmen 1961
[8] Adler,1952 perilaku delinkuin pada anak dan remaja
[9] Malys,1963,jumlah kenakalan remaja di Inggris
[10] Bloch & geis,1963 survei tingkt kejahatn remaja di Amerika serikat
[11] Heally dan broner,”teori-teori sebab sosiogenesis yang muncul pada anak”
[12] Sutherland & cressey,1960,teori asosiasi diferensial
[13] Reiss,1951,Hweit & Jenkins 1949 delinkuensi terisolir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar