Rabu, 17 Agustus 2011

spektroskopi


BAB II
ISI

SPEKTROSKOPI
1.FISIKA ATOM DAN RADIASI
         1.1 INTI  DAN RADIOAKTIFITAS
         Rutherford menunjukan bahwa muatan posotif atom terkumpul pada suatu tempat di pusat atom yang di sebut inti.apabila inti terdiri dari proton saja terdapat ketidak cockan dengan berat atom,oleh karena berat atom akan menjadi kira-kira setengah dari berat atom yang di amati.
Chadwick(1932)menemukan neutron yaiut suatu pertikel  yang beratnya sama dengan berta proton,tetapi tidak bermuatan listrik.Dengan penemuan Chadwick para ahli berpendapat bahwa inti atom terdiri dari sejumlah atom dan proton.jumlah proton(Z)=jumlah electron  mengelilingi inti.

         1.2 BAGIAN ATOM DAN INTI ATOM
               Jumlah proton dalam inti atom menentukan nomor atom atau letak atom dalam system berkala untuk unsur.Jumlah proton dan meutrom dalam inti atom menentukan berat atom.Suatu jenis atom di tentukan oleh jumlah proton atau electron.Adakalanya suatu jenis atom mempunyai jumlah neutron yang berbeda.
Inti atom dengan proton atau electron yang sama tetapi neutronya berbeda di sebut isotop.
Atom-atom yang jumlah nukleusnya sama di sebut isobar
.           atom-atom dengan jumlah neutron yang sama di sebut isoton.

1.3  MUATAN LISTRIK DAN MASSSA BAGIAN-BAGIAN ATOM
Muatan electron= 4,8 x 10-8  satuan electron statis.
Massa 1 elektron = 0,0005 satuan massa atom = 9,1 x 10-28 gr
Muatan 1 proton = muatan 1 elektron
Massa 1 proton = 1 satuan massa atom=1,67x 10-24 gr=1.836 x massa 1 elektron.
Muatan 1 neutron=0
Massa 1 neutron = massa 1 proton.


2.RADIOAKTIF
               Becquerel pada tahun 1896 menemukan senyawa uranium yang memancarkan sinar tak tampak yang dapat menembus bahan yang tidak tembus cahaya serta mempengaruhi  emulsii foto grafi.Pada tahun 1896 Marie curie menun jukan bahwa inti uranium dan banyak unsure lain bersifat memancarkan salah satu pertikel alfa,beta,atau gamma.Unsur intii atom yang mempunyai sifat memancarkan sinar-sinar tersebut di sebut inti radioaktif.
         2.1 Sinar Alfa
            Merupakan pertikel yang dipancarkan oleh sebuah inti yann terdiri dari 4buah nucleon yaitu 2 proton dan 2 neutron.Sinar alfa mempunyai daya tembus sangat kecil sehingga pemakainanya sangat terbatas dalam radioterafi.
            Energi sinar alfa sebesar 5,3 MeV,apabila terjadi tumbukan dengan electron,pertikel alfa akan kehilangan energi sebesar 100MeV.
Pertikel alfa tidak mengalami pembelokkan hal ini di sebabkan massa pertikel alfa sangat besar dibandingkan dengan masssa elektrin.

         2.2 Sinar Beta
               Sinar beta merupakan pertikel yang dilepas atau terbentuk pada suatu nucleon inti .Perikel beta dapat berupa Elektron bermuatan negative(negatron),electron bermuatan positif(positron) atau electron cupture(penangkapan electron).
               Besar energipertikel beta berkisar antara 0.01 MeV sampai 3 MeV.Sinar Beta juga menyebabkan atom-atom yang dilaluinya mengalami kenaikan tongkat energi.Pertikel Beta mudah dibedakan pada pertumbukan dengan electron-elektron atom oleh karena massa pertikel bet asangat kecil.

         2.3 Neutron
               Merupakan pertikel yang tidak bermuatan listrik yang dihasilkan dalam reactor listrik.Neotron tidak menimbulkan ionisasi namun mempunyai energi.Pengurangan energi Neutron melalui interaksi dengan inti atom.Proses pengurangan energi melalui :
a.       peristiwa hamburan atau scattring
b.      reaksi inti (masuknya neutron ke dalam inti sehingga ter bentuknya sebuah inti yang berisotop)
c.       reaksi fisik (neutron di serap inti,akibatnya terbentuk 2 inti menengah dan beberapa neutron serta tenaga)
d.      peluruhan(inti yang telah terbentuk dengan masuknya neutron akan melepaskan salah satu pertikel alfa,proton,deuttron atau triton).

   kebanyakan kehilanagn energi neutron melalui hamburan.Neutron dipakai untuk pengobatan tumor otak.Caranya jika cairan Boron di suntikan pada penderita dengan tumor otak,akan terjadi konsentrasi boron yang tinggi dalam jaringan otak.bila tumor di bombardier  dengan neutron dari hasil reactor atom maka boron akan mengal;ami disentegrasi inti dan memancarkan sinar alfa yang dapat menghancurkan jaringan tumor.

         2.4 PROTON
               Adalah inti yang bermuatan positif.Dalam radioterafi proton dipakai unuk menghancurkan kelenjar hifopisis.

         2.5 SINAR GAMMA DAN SINAR X
    Sinar gamma
               Terbentukmnya sinar gamma merupakan hasil disentigrasi inti atom.Inti atom yang mengalami disentegrasi dengan memancarkan sinar alfa akan terbentuk inti-inti baru dengan memiliki tingkat energi yang agak tinggi.Kemudian terjadi Proses transisi ke tingkat energi yang lebih rendah atau tingkat dasar sambil memancarkan sinar gamma.
               Sinar gamma sama halnya dengan sinar X,termasuk gelombang elektromagnetis,jika sinar gamma menembus lapisan materi setebal X maka intensitas akan berkurang.

      Sinar X
               Merupakan sinar katoda dan termasuk gelombang elektromagnetis.Timbuknya sinar X oleh karena ada perbedaan potensial arus kea rah yang besar diantara kedua elektroda(katoda dan anoda ) dalam sebuah tabung hampa.Berkas electron akan di pacarkan dari katoda menuju anoda,pancaran electron-elektron ihi di sebut sinar katoda atau sinar X
               Arus listrik yang di pakai it untuk memanaskan filament sehingga filament dapat meberi electron.elektron-elektron ini akan dipercepat dari katoda ke anoda.Perbedaan tegangan antara katoda dan anoda dalam orde 20KeV sampai 100KeV.Diklinik biasanya mengunakan 80-90 KeV.Sinar X dan sinar gamma mempunyai sifat yang sama oleh karena keduanya adalah gelombang elektromagnetis.
               Sejak dikemukakanya sinar X oleh W.C. Roentgen (sarjana fisika dari univ Wurzburg jerman).
Sifat-sifat sinar X dapat dinyatakan :
a.Menghitamkan plat potret(film)
b. mengionosasi gas
c. menembus berbagai zat
d. menimbulka fluorosensi
e.merusak jaringan



3.ENERGI ABSORPSI
               Pada penyinaran akan terjadi pemindahan atau penyerapan energi radiasi kedalam materi/jaringan tubuh yang di sinari.
               Berdasarkan energi radiasi yang diserap maka dibagi dalam 3 proses absorpsi radisi yakni :
                  1.Efek fotolistrik
                  2.Efek akompton.
                  3mPembentukan sepasan Elektron(pair production).

         3.1 EFEK FOTOLISTRIK
               Pada penyinaranya,energi radiasi akan diserap seluruhnya.Energi yang diserap itu dipergunakan untuk mengeluarkan electron dari ikatan inti.Peristiwa ini dialami electron-elektron pada kulit pada bagian dalam misalnay kulit K.Elektron yang dikeluarkan/terpancar keluar dinamakan foto electron dengan membawa energi kinetic sebesar E..
Proses pengeluaran electron ini terjadi pada penyinaran dengan energi foton yang rendah kira-kira 50KeV.



         3.2 EFEK KOMPTON
               Energi radiasi hanya sebagian saja  diserap untuk mengeluarkan electron dari atom(fotoelektron)sedangkan sisi energi akan terpancar sebagai”scattered radiaton”.Efek kompton terjadi pada Elektron-elektron bebas atau terikat secara lemah pada lapisan kulit yang terluar pada penyinaran dengan energi radiasi yang lebih tinggi yaitu berkisar antara 200-1.000 KeV.

         3.3 PEMBENTUKAN SEPASANG ELEKTRON(PAIR PRODUCTION) 
               Yaitu suatu proses pembentukan positron dan electron melalui energi radiasi sinar gamma yang melebihi 1.02MeV yaitu energi massa positron+electron.Proses ini terjadi apabila radiasi dengan energi yang sangat tinggi mendekati atau memasuki medan listrik atom atau inti.Energi radiasi in akan berubah menjadi electron dan positron.Ini sesuai dengan teori Einsten yang menyatakan bahwa energi ekivalen dengan masssa dan dapat dilukiskan dengan rumus :
            E=m.C2
                E=energi dalam erg
            m=massa dalam gram
            C=kecepatan gelombang elektromagnetik=3x1010 cm/detik

                    Proses terjadinya positron dan electron(menjadi dua sinar gamma) masing-masing engan energi 0.51MeV dinamakan proses Annihilasi.
Setelah kehilangan enrgi karena ionisasi sepanjang perjalananya,positron bisa bergabung dengan sebuah electron dan lenyap bersama-sama dalam bentuk energi yang lain.


4.IONISASI DAN JENIS RADIASI
         4.1 IONISASI
               Energi radiasi dapat mengeluarkan electron dari inti atom,sisa atom in menjadi muatan positif dan disebut ion positif.Elektron yang dikeluarkan itu dapat tinggal bebas atau mengikat atom netral lainya dan membentuk ion negative.Peristiwa pembentukan ion positif dan ion negative dinamakan ionisasi.
Ionisais ini penting sekali untuk diketahui oleh karena melalui proses ini jaringan tubuh akan mengalami kelainan atau kerusakan pada sel-sel tubuh.ionisasi diudara dapat dipakai sebagai dasar system pengukuran dosis radiasi.

         4.2 JENIS RADIASI
               Tidak semua radiasi dapat menimbulkan ionisasi.Berdasarka ada tidaknya ionisasi maka radiasi dibagi dalam dua katagoro yaitu:
         a.radiasi yang tidak menimbulkan radiasi :
               1.sinar unggu ultra
               2.sinar merah infra
               3.gelombang ultrasonic
              


               Jenis gelombang atau sinar-sinar ini biasanya dipakai pada bagian atau unit pusat rehabilitasi dan tidak dibagian radioterapi,kecuali gelombang ultra sonic dipakai diunit roentgen dengan tujuan diagnostik.
         b.Radiai yang dapat menimbulkan ionisasi
               1.sinar alfa
               2.sinar beta.
               3.sinar gamma.
               4.sinar X
               5.proton.

         4.3 ENERGI RADIASI
               Radiasi mempunyai energi.Menurut Max Planck(1900) pertukaran energi antara radiasi dan materi tidak terjadi secara continyu,melainkan pertukaran energi berlangsung  melalui satuan energi yang disebut kuantum.Kuantum energi radiasi (E)suatu gelombang electromagnetic(sinar gamma,sinar X) sama dengan konstanta dikalikan dengan frekuensi radiasi maka dapatdinyatakan dlam rumus:
            E(erg)=h x f
E(erg)= energi radiasi dalam erg
h= Konstanta planck =6,62 x 10-27 erg detik
f= frekuensi radiasi.


         4.4. KUALITAS RADIASI
               Sinar X tidak monokromatis tetapi terdiri dari pelbagai panjang gelombang.Kualitas sinar X tergantung tegangan antara anoda dan katoda dalam tabung sinar X dan jumlah jaringan listrik yang ada.OLeh karena sinar X mempunyai panjang gelombang yang berlainan maka sebagai petunjuik mengenai kualitas radiasi di pakai istilah Half Value Layer (dahulu memakai istilah Half Value Thickness)sekarang istilah H.V.T di  peruntukan ultrasonic.
               Istilah H.V.L dugunakan pada radionuklir atau sinar X yang diartikan tebalnya suatu benda biasanya aluminium atau tembaga yang dapat mengurangi intensitas radiasi sampai set ngah intensitas semula.Nelai H.V.L menu jukan energi atau daya tembus suatu radiasi;makin besar atau tebal H.V.L suatu radiasi berarti semakin besar pula daya tembusnya.


         4.5 KECEPATAN DISINTEGRASI
               Inti atom yang memancarkan sinar alfa,beta dan gamma,akan mengalami pengurangan danterbentul inti baru.Kecepatan disentigrasi dapat pula didefinisikan sebagi aktifitas suatu sempel radioaktif.
               Satuan aktifitas radioaktif adalah Curie(Ci)adalah sebanding dengan 3,7 x 1010  disintrigasi perdetik.



         4.6 WAKTU MENENGAH(HALF LIFE=UMUR PARUH)
               Waktu yang diperluakn bagii suatuzat radioaktif dimana aktifitasnya menjadi separuhnya dari aktifitas semual disebut waktu menengah.
Secara matematik dapat dinyatakan :

                       



5.BERBAGAI RADIOISOTOP DAN PANCARANYA
               Zat radioaktif (yang berasal dari elemen alam) ini merupakan inti yang tidak stabil dan berdisintegrasi dengan memancarkan 3macam sinar yaitu sinar alfa,beta dan gamma.Zat radioaktif yang memancarkan sinar alfa,beta dan gamma pada akhirnya akan terbentuk Pb merupakan zat radioaktif alam dan digolongkan dalam satu family.Adapula radioisotof hanya memancarkan sinar alfa dan gamma.Isotof radioaktif yang dipakai dalam radioterapi misalnya  6 0Co dan 1 3 7 Cs. Cobalt 6 0 dibuat dalam reactor nuklir dengan membombardir unsure Cobalt yang stabil dengan netron sehingga menjadi  zat radioaktif dengan Half life 5,3 tahun dan memancarkan sinar gamma 1,25 MeV.demikian pula 1 3 7Cs adalah “waste product”dari furanium dalam reactor nuklir dengan waktu paruh 30 tahun dan pancaran sinar gamma 0,662 MeV.
               Dapat disimpulkan bahwa radioisotof digolongkan dalam 2 bagian :
1.asal alam (nature element)
2.buatan manusia(men made element)
           
               Karakteristik radioisotop dapat ditentukan melalui tipe dan emisi enersi(energinya).
               Banyak elemen radioisotof memancarkan pertikel beta dan sinar gamma.pertikel beta sukar penetrasi (memasuki jaringan,)tetapi mudah di absorpsi oleh tubuh dan secara umum sangat sedikit sekali dipergunakan dalam diagnostic.Misalnya dan  1 4C(memancarkan sinar beta) dipergunakan untuk penelitian kedokteran.3 2P di pergunakan untuk diagnostic tumor didalam mata,oleh karena hanya diperluakn energi yang sedikit.


6.RADIASI PENGION TERHADAP SISTEM BIOLOGIK
               Yang dimaksud dengan radiasi pengion adalah radiasi sinar X atau sinar gamma.
         6.1 SATUAN DOSIS DALAM RADIASI PENGION
               Dosis yang digunakan dalam radisi pengion adalah dosis erithema yaitu banyaknya radiasi sinar X yang menyebabkan kulit kemerahan.Dimulai pada tahun 1930 melakukan radiasi terhadap penderita kemudian diukur dalam satuan roentgen.
               Roentgen(R)adalah satuan dari pada banyaknya radiasi (Unit of exposure).
Definisi atau arti Rontgen ialah:
Banyaknya radiasi sinar X atau sinar gamma yang menimbulkan ionisasi di udara pada 0.001293grm udara sebanyak satu satuan muatan elektrostatis.
               Dengan “associated corpuscular emission” diartikan electron sekunder dan 0,001293 grm ialah massa 1cm3 udara pada 00C,760mmHg.
               Radiasi sinar X atau sinar gamma yang mengenai suatu areal tertentu dikenal dengan nama satuan rap (roentgen area product) dimana satu rap sama dengan radiasi 100R pada setiap 1cm2.
               Satua roentgen ini hanya berdasarkan ionisasi yang terjadi di udara dan hanya berlaku bagi sinar  X dan sinar gamma saja serta tidak menunjukkan jumlah banyaknya absorpsi bagi sembarang radiasi.
               Untuk sinar X dan sinar gamma dosis sebesar 1rap hampir sama dengan dosis 1R per gram air.
               Pada tahun 1975 Internacional Commission on Radiological Unit(ICRU) memakai Gray(Gy) sebagai dosis satuan Internasional (SI).
               Satu Gy adalah dosis radiasi apasaja yang menyebabkan penyerapan energi 1Joule pada satu Kg zat penyerap  maka:
                     1Gy=1J/Kg
                        =107  erg/Kg
                        =100rad
               6.1.1 Hubungan Antara Rad dan Roentgen.
      Bertolak dari pengertian Roentgen,jika energi untuk membentuk sepasang ion diketahui dapat dicari  hubungan antara rad dan roentgen .Misalnya energi untuk membentuk sepasang ion adalah 34eV;sedangkan satu ion = 4,8 x 1010  sme.
      Jika energi radiasiyang berlaina variasi rad/R untuk jaringan lunak sangat kecil,sedangkan untuk tulang sangat besar ,nilai rad/R sampai 4 kali lebih tinggi untuk energi rendah ari pada energi tinggi.
Pada penyinaran dengan 100KV sinar X ,jaringan lunak dan tulang diberi 50R maka dosis yang diserap tidak sama.
Untuk jaringan lunak,dosis 500x0.93=463 rad
Untuk tulang dosis 500 x 4.0 = 2.000rad
      Dari contoh diatas menunjukan bahwa banyaknya radiasi yang diberikan sama akan tetapi dosis yang diserap berlainan.Efek penyinaran tergantung pada dosis yang disrap maka dipakai rad sebagai kesatuan dosis dalam radioterapi.Selain satuan rad,Roentgen(R),rap dan Gy ada pula satuan lain yang lebih menekankan efek biologis darimpada radiasi pangion yaitu RBE (Relative Biological Effectiveness) dan REM (Rad ekuivalen men),Reb( Rad ekuivalen Biological).

              
               6.1.2 RBE
   Pelbagi radiai memberikan efek biologi yang tidak sama.pelbagi radiasi mempunyai  RBE yang berlainan.
       RBE ialah perbandingan dosis sinar X 250 KV dengan dosis radiasi lain yang memberikan efek biologis yang sama.
               6.1.3 REM (Rad Ekuivalent Man)
      Merupakan suatu unit untuk menyatakan ekuivalen dosis.Ekuvalen dosis di definisikan sebagai  rad x factor kwalitas dari radiasi.Sedangkan factor kualitas berkaitan dengan RBE maka :
            Dosis dalam Rem= dosis dalam rad x RBE
      Satuan Rem dipakai dalam proteksi radiasi sedangkan RBE dipakai dalam radioterapi..

         6.2 EFEK BIOLOGIS YANG TIMBUL DARI RADIASI PENGION
               Radioterapi dengan sinar X,sinar gamma atau pertikel isotop radioaktif pada hakekatnya tergantung dari pada energi yang di absorpsi baik secara efek fotoelektris maupun efek kompton yang menimbulkan ionisasi pada jaringan ,akibat dari radiasi pengion ini dinamakan efek biologis.
Efek biologis dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
1.efek somatic
2.efek genetic
               Pembagian efek somatic ataupun efek genetic berdasarkan atas kerusakan sel jaringan yang ditimbulkan oleh radiasi pengion tersebut.Didalam sel akan terjadi dua efek yang merusak yaitu efek ionisasi dan efek biokimia.
         Pada efek ionisasi :
               Pada sel-sel yang terionisasi,akan memancarkan electron pada struktur ikatan kimia dengan akibat terpecahnya molekul-molekul dari sel sehingga terjadi kerusakan sel.
         Pada efek biokimia :
               Jaringan sebagian besar terdiri dari air.radiasi pengion akan menyebabkan jaringan air terpecah menjadi ion H+ dan OH- serta atom-atom netral H dan OH (faceradical),yang sangat bereaksi kimia.Tentu saja molekul yang terpecah ini akan menjadi kerusakan jaringan.
               Dalam efek somatic ini berkaitan sekali aka besarnya radiasi yang diabsorpsi dan respon jaringan terhadap radiasi.Respon yang berlainan disebut Sensitivitas jaringan terhadap radiasi.
               Radiasi relative dari pelbagai jaringan terhadap radiasi secara turun temurun :
a.sumsum tulang dan system hemopoetik
b.jaringan alat kelamin.
c.jaringan alat pencernaan.
d.kulit.
e.jaringan ikat.
f.jaringan kkelenjar.
g.tulang.
h.otot
i.urat saraf
               sensitivitas pelbagi jaringan tumor terhadap radiasi juga tidak sama tergantung pada jaringan apa tumor itu berasal.Dalam hal in haru sberpegang pada hokum Bergonie dan Tribondeau.
               Bergonie dan tribondeau (1906) malalkukan penyinaranya pada testis binatang percobaan,diperoleh kesimpulan bahwa embrional atau makin tidak berdiferensiasi suatu sel,makin sensitive sel-sel tersebut terhadap radiasi .hukum ini dikenal sebagai hokum bergonie-tribondeau yang sangat penting dalam radioaktif.
               Hukum ini mempunyai arti bahwa semakin aktif  suatu sel berfoliferasi (memperbanyak diri dengan cara pemecahan) makin sensitive pula sel tersebut terhadap radiasi .Sel-sel tuor ganas pada umumnya dalam keadaan proliferasi aktif,maka lebih sensitive terhadap radiasi dari pada sel-sel seha tsekitarnya.
               Berdasarkan hukum diatas,tumir dibagi menjadi tiga bagian,yaitu :
a.Tumor ganas yang radiosensitif yang dapat di hancurkan dengan dosis penyinaraan antara 3.000-4.000 rad dalam tempo 3-4 minggu
b.tumor ganas yang radiorefonsif dapat diha ncurka dengan dosis penyinaran 4.000-5.000 rad dalam 4-5 minggu.
c.tumor ganas yang radioresisten sukar untuk dapat dihancurkan walaupun dengan dosis lebih dari 6.000rad ;sedangkan dosis setinggi itu telah melebihi batas toleransi jaringan sehat sekitarnya sehingga dapat merusak jaringan sekitarnya.
               Efek somatic yang dapat ditimbulkan oleh radiasi pengion terutama terlihat kelainan pada tubuh,yaitu :
Terhadap kulit :
1. Timbul dermatitis akut(keradangan kulit akut) yang mempunyai tiga tingkat :
   Tingkat 1.Dermatitis Erithematosa.
   Tingkat 2.Radiodermatis bullosa
   Tingkat 3.Radiodermatis eskharotika.
2. Dermatitis Khronika
3.Late effect dari pada dermatitis akuta.
Terhadap mata :
               Menimbulkan konjungtivitas dan keratitis.Lensa mata sangat radiosensitive sehingga pada penyinaraan 400-500 rad menimbulkan katarak.
Terhadap alat kelamin :
1.Dosis 600rad menimbulkan sterilitas (testis lebih sensitive dari pada ovum).pada dosis rendah dapat menimbulkan mutasi gen ( genetic mutation) dan kelainan pada turunan.
2.pada wanita hamil akan terjadi kematian foetus atu menimbulkan anomali/kelainan.
Terhadap paru-paru :
   Menimbulkaan batuk,sesak nafas dan nyeri dada serta fibrosis paru-paru.
Terhadap tulang :
   Menimbulka ganguan tulang serta osteoporosis.
Terhadap saraf :
   Timbul myelitis dan degenari jaringan otak.
Penyakit radiasi:
   Demam,rasa lemah,kurang nafsu makan,nausea(mual),nyeri kepala,dan mudah menceret.
Efek genetic :
               Terjadi mutasi gen diperkirakan pada dosis 25-150rem.

7.TERAPI RADIASI
         7.1 PRINSIP TERAPI RADIASI
               Prinsip dasar radiasi yaitu menimbulkan kerusakan pada jaringan tumor sebesar mungkin seraya kerusakan seminimal mungkin pada jaringan normal disekitarnya.Hal ini dapat di capai dengan cara peyinaran langsung terhadap tumor tersebut.
7.2 FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU DI PERHATIKAN DALAM       TERAPI RADIASI.
               Dalam terapi radiasi perlu memperhatikan factor-faktor sebaai berikut,yaitu :
1.Jenis Radiasi
               Sinar X voltage tinggi,uranium,radium,6 0Co.
2.Jenis Sel
               Sel-sel embrional atau bukan(ingat hokum borgonie dan tribondeau).
3.Lingkungan Sel.
               Apakah terjamin adanya penyaluran darah disekitar sel tersebut atau tidak.
4.RBE
               RBE sangat tinggi (lebih dari satu) mempunyai kemampuan mematika sel lebih besar.
Daftar : Faktor RBE untuk pelbagi radiasi.
                       
                       

Radiasi
RBE
Sinar X 0,1-100 MeV atau sinar gamma
1
Electron 0,1-100MeV atau sinar beta
1
Neutron berkecepatan tinggi
5
Neutron 10MeV
10
Proton sampai 10MeV
10
Sinar alfa
10
Heavy recoil nuclei
20

         7.3 PERENCANAAN TERAPI RADIASI
               Sebelum melakukan terapi radiasi perlu diadakanya suatu perencanaan yang mantap.Sehingga dalam melakukan terapi radiasi dapat memberikan hail yang diharapkan.
Factor-faktor yang harus diperhatika sebelum melakukan penyinaran terhadap jaringan yaitu :
a.Menetapkan letak dan luas tumor
b.tehknik penyinaran dan distribusi dosis.
c.toleransi jaringan.

               7.3.a Menentukan Letak dan Luas Tumor
      Tumor yang dangkal dapat diraba dan mudah menentuka luas tumor.Untuk tumor yang letaknya didalam perlu dibuat foto Roentgen agar dapat menentukan letak dan luas tumor sehingga arah penyinaranya dapat ditentukan.Penentuan letak tumor ini sangat menetukn energi radiasi mana yang akan dipakai.



            Klasifikasi Radioterafi :
               1.Terapi voltage rendah :50KV
2.Terapi voltage menengah : 100-140KV
3.Terapi Voltage Tinggi : 200-400 KV
4.Terapi Super voltage : 1000KV ke atas.
      Energi radiasi berbanding langsung dengan voltage,makin tinggi energi radiasi makin besar pula daya tembusnya.
               7.3.b Tehnik Penyinaran dan distribusi dosis.
      Teknik penyinaran sangat penting oleh karena sangat berkaitan dengan distribusi dosis pada tumor.Melalui tehnik penyinaraan yang baik,ditribusi dosis pada tumor dapat meerata dan lebih tinggi dari pada dosis jaringan sekitarnya.selain itu,mengunakan kirva isodosis untuk menentukan banyaknya dosis radiasi dan besar kecilnya laoangan yang harus dipakai serta bagaimana lapangan-lapangan itu harus diberikan.
Kurve isodosis
      Perbandingan persentase dosis dari pesawat sinar X 200KV, 6 0Co dan 22MeV petratron .
                  Berdasarkan letak tumor maka tehnik penyinaran di bagi dalam :
                  a.mengunakan satu lapangan
                        Di sini letak tumor tidak dalam ,kira-kira 2-3cm di bawah kulit.
                  b.mengunakan beberapa lapangan atau terapi dengan tehnik rotasi.
      Hal ini biasany di kerjakan pada tomor yang letaknya dalam di bawah kulit.
Berdasarkan distribusi dosis yang hendak dicapai maka tehnik penyinran dibagian dalam.
                  a.tehnik terapi lapangan tetap(Fixed Field Therafi)
            Tehnik terapi ini agar tumor mendapat dosis yang merata dan lebih tinggi dari pada jaringan sekitar tumor.


                  Yang tergolong dalam tehnik terpai lapangan tetap adalah :
-satu lapangan
-dua lapangan dengan mempergunakan cross fire technic dan tehnik tangensial.
-tiga lapangan berhadap-hadapan.

            Cross fire technic
      Sinar ditunjukan kepada suatu titik dibawah tumor agar dosis maxsimum jatuh pada tumor.Hal ini disebabkan dosis maxsimum terletak diatas titik itu.
      Dirtribusi dosis dua lapangan dengan cross fire technic;asal sinar ditujukan  pada suatu titik dibawah tumor dan dosis maxsimum jatuh pada tumor.jarak letak titik dibawah tumor dimana arah sinar ditujukan,tergantung sudut serta besar kecilnya lapangan yang dipakai.
      Dari pembahasan diatas dapat diketahui bahwa prosentase maupun distribusi disis radiasi sangat tergantung akan ukuran lapangan penyinaran,besar sudut rotasi dan bentuk permukaan bagian tubub yang mendapat penyinaraan.

               7.3.c Toleransi Jaringan Sehat
   Batas toleransi jaringan sehat harus di perhatikan pulah pada penyinaran untuk mrnghindari terjadinya dosis yang berlebihan atau radionekrosis pada jaringan sehat.Lapangan penyinaran makin kecil,toleransi jaringan makin tinggi dan sebaliknya.Lapangan yang dipakai harus sesuai dengan besar kecilnya tumor yang harus di sinari.






         7.4 METODA RADIOTERAFI
               Dalam melakukan radioterafi perlu mengethui metoda apa yang boleh dipergunakan.
            Jenis metodda radioterafi ada 3,yaitu :
1.Radioterafi jarak jauh(Megavoltage therafy)
2.Radioterafi jarak dekat(brachy therafi_)
3.Penggunaan  radio isotop untuk terapi secara sistemmik dalam tubuh,.
               7.4.1 Terapi Jarak Jauh
   Sebelum tahun 1940 ahli radioterafi hanya sedikit pilihan dalam mengunakan sumber radiasi untuk pengobatan kanker.Banyak memilih unit or thovoltagae sinar X yang berpotensial 250KV atau kurang dalam melakukan terapi luar(jarak jauh).Setelah perang dunia kedua,kerst mengembangkan betatron yang dipergunakan untuk menghasilkan energi tinggi sinar X untuk terapi radiasi dan terbukalah lapangan radiasi supervoltage serta terapi megavoltage.Megavoltage terapi merupakan penggunaan betatron untuk terapi jarak jauh yang berarti sumber radiasi berada diluar tuuh dan diberikan pada waktu-waktu tertentu.
      Pada tahun 1951 Harold johns untuk pertama kalinya membuat unit terapi 6 0 Co di kanada .Unit terapi 0 6Co disebut pula Cobal tteleterapi dan Cobalt bom unit.
      Cobalt bom unit ini didisain agar dapat berrotasi mengelilingi penderita  dan dilengkapi dengan alat penyerap radiasi(metal beamstop).Tujuan dari alat penyerap radiasi ini agar radiasi yang melewati penderita dapat diserap dan mengurangi ketebalan lapisan dinding yang bias digunakan untuk lapisan tembok.
      Pada tahun 1970 diciptanya pesawat linacs(linear accelerators)yang dapat memancarkan intensitas radiasi setiap saat,4juta volt dan berukuran sama dengan unit 6 0Co.
      Ada tiga faedah pada terapi voltage :
1.dosis maxsimum terjadi dibawah kulit dan skin sparing effect rendah(hubungan dosis rendah pada kulit dari energi tinggi sinar X atau sinar gamma)yaitu ras anyeri yang terjadi selama pengobatan.
2.energi tinggi terjadi secara  komplik didaerah efek kompton dan tidak memberi dosis tinggi pada tulang,tidak sam halnya dengan sinar X,250 KV.
3.Penetrasi sangat dalam sehungga mapu mengobati tumor-tumor yang letaknya jauh di dalam tubuh.
   7.4.2 Radioterafi jarak Dekat
      Adalah sumber radiasi terletak di permikaan atau di dalam tomur.
   7.4.3 Penggunaan radioisotop untuk terapi secara sisteamtik didalam      tubuh.
      Yaitu terapi radiasi yang mengunakan zat radioaktif yang mengikuti dalam peredaran darah dan akan mencapai sasaran yang  akan dituju.
8. PROTEKSI RADIASI
            Efek kronis dari radiasi akan timbul beberapa tahun kemudian
               Salah atu usaha yang dilakukan oleh INternasional Commision on Radiological Protecion (ICRP) untuk menghindari bahaya radiasi maka ditentukanya suatu dosis maksimum yang dapat diperkenankan sebagai pedoman dalam proteksi radiasi yaitu “Maxsimum Permissibel Dose (MPD).
               Dosis maksimum yang diperkenankan bagi pekerja radiasi berbeda dengan masyarakat umu. Bagi masyarakat umum tidak lagi memakai MPD akan tetapi diganti dengan dosis limit ( batas dosis).
Table : dosis maxsimum yang diperkenankan bagi pekerja radiasi dan batas dosis bagi masyarakat.
Pekerja radiasi
M P D
Seluruh tubuh,sumsum tulang,kelenjar kelamin.
5rem dalam I tahun atau 3 rem dalam 3 bulan,dosis seluruhnya tidak melebihi 5 rem (N-18)rem N=umur
Kulit,tulang,kelenjar tiroid
30 rem dalam satu tahun
Tangan lengan bagian bawah,pangkal kaki
75 rem dalam 1 tahun
Bagian lain dari tubuh
15 rem dalam 1 tahun


Masyarakat umum
Batas dosis
Sleuruh tubuh,sumsum tulang kelenjar kelamin
0,5rem dalam 1 tahun
Kulit,tulang,kelenjar tiroid,
3rem dalam 1 tahun.anak-anak dibawah umur
16 tahun,1rem  1 tahun untuk kelenjar tiroid.
Tanggan,lengan bagian bawah,kaki pangkal kaki.
7,5rem dalam 1tahun
Bagian lain dari tubuh
1,5 rem dalam 1 tahun

            Proteksi radiasi bagi orang –orang yang berhubungan langsung dengan sumber pengion di bagi dala tiga golongan :
         1.proteksi radiasi terhadap penderita denga terapi radiasi.
               Pada terapi dosis tertentu yang di berikan kepada penderita,jaringan sehat sekitarnya perlu mendapat perlindungan sebaiknya.Pada penyinaran sekitar mata,maka mata harus dapat perlindungan dengan mengunakan timah hitam”lead eye shield”agar lensa mata terhindar dari kerusakan .Pada penyinarab terhadap tumor yang tidak ganas dan terhadap anak-anak perlu hati-hati dengan jumlah dosis yang diberikan,dan jangan berulang kali mendapat penyinaran oleh Karena radiasi bersifat karsinogen atau unsur penyebab kanker.
         2.proteksi radiasi terhadap pekerja diaknostik radiology.
               Pekerja diagnostic radiology umumnya mendapat radiasi dari tabugn sinar X.Untuk menghindari radiasi dari sinar X dapat dibuat sekecil mungkin 50% tanpa menganggu informasi medis yang diperlukan.Untuk penyinaran spinal lumbo sacralis melalui suatu studi “nationwide Evalution of X ray Trends(NEXT) berkisar antara 50 sampai 55.000 m R.
               Hal-hal yang perlu diperhatikan demi proteksi terhadap pekerja adalah :
               2.a Filter
   Penyaringan/filter ini sangat berguna untuk mengurangi intensitas sinar X yang dihasilkan oleh tabung sinar X.umumnya setiap unit sinar X paling tidak harus mempunyai filter Al setebal 3mm.Apabila tidak mempunyai filter maka energi sinar X yang rendah yang seharusnya dihilangkan oleh filter akan mencapai pada tubuh dengan akibat tubuh akan banyak menerima radiasi yang tidak berguna.
               2.b Kolimator
      Merupakan suatu cela yang mengatur luas (area) dari berkas sinar X yang diperlukan.Menurut NEXT perbandingan antara luas berkas sinar dengan luas lempeng film yang ideal adalah lebih kecil dari 1.oleh seba itu,untuk proteksi radiasi,collimator harus diatur agar berkas sinar X yang di terima oleh tubuh secukupnya  saja.
               2.c Kualitas Film
      Mempunyai kaitan ddengan proteksi radiasi.apabila mengunakan film yang kurang sensitive(kualitas rendah)akan doperoleh gambaran yang kurang jelas.Untuk memperoleh gambaran yang jelas diperlukan sinar X yang lebih keras,sehingga kemungkinan menimbulkan radiasi semakin besar.
               2.d Distribusi dari hasil luas penyinaran
      Ini dapat diperoleh dengan mengukur total radiasi pada penderita.Hasil luas penyinaraan berkaitan dengan perkalian penyinaran dalam Roentgend dan lluas poenyinaran dalam cm2 (ram).Selain apa yang disebut diatas setiap pegawai yang berkecimpung dengan sinar x maupun operator harus memakai Lead apron dan berdiri dibelakang dari arah sinar.Harus memakai film padge sehingga jumlah dosis yang diterima dapat diketahui dan apabila ada kesalahan dan kelalaian dalam proteksi dapat segera diselidiki pula,.Petugas dilarang memgang tabung radio atau jarring radio dengan tangan,melainkan harus mngunakan alat pemegang khusus yaitu long have hand land forcev.Tidak diperkenankan mengunakan sarung tangan berlapis timah hitam pada waktu bekerja dnegan radio oleh karena sinar gamma hasil pancaran radio dengan mudah dapat menembus nya.
      Perlu melakukan usaha atau tindakan untk mencega radiasi terhadap petugas.usaha itu  meliputi:
1. Penderita harus tinggal dalam satu ruangan khusus
2. Perawat jangan terlalu lama berdekatan dengan sumber radiasi
3. Suatu membersikan suatu penderita jangan terlalu dekat pada sumber
4. Memakai pakaian pelindung 
5. Pasien yang secara permanen di tanam kan dalam tubuh nya bahan radio aktif harus tetap berada di rumah sakit sampai intensitas radiasi di sekitar pasien itu mencapai tingkat keselamatan.
6. Kotaran penderita harus di tmpung pada suatu temppat dan di buang pada tempat yang tertentu
               3.proteksi radiasi terhadap kedokteran nuklir.
            Pada waktu penggunaan radio isotop di bidang ke dokteran nuklir perlu sekali mengetahui cara-cara prokteksi. Dalam bidang ke dokteran nuklir, harus benar-benar mengetahui:
A.    Penggunaan zat radio parmasi secara tepat.
B.     Penderita bagaimanakah yang layak mendapat terapi  radio isotop
C.     Membberikan obat radio aktif pada penderia yang memerlukan
D.    Memastikan bahwa instrument deteksi bekerja secara baik dan benar


9.PERALATAN DASAR KEDOKTARAN NUKLIR
         Peralatan yang di pakaidalam pemeriksaan di kata gorikan dalam dua jenis sesuai dengan jenis pemeriksaan. Dua jenis pemeriksaan yang dimaksud adalah:
   9.1 menetapkan jumlah radio aktifitas dari satu sample.
1. Menetap kan distribusi radio aktifitas dalam tubuh atau imagi tahun 1900-1910 pekerja fisika nuklir menggunakan layer skintilasi untuk mendeteksi partikel beta.sinar bata ini apabila menembus krital akan menimbul kan cahaya pelit yang lama ( proses skintilasi, para peneliti dapat menghitung dan mengamati klipan tersebut.
      Pada tahun 1906 berhasil dibuat alat yang disebut Geiger Mull Counter ( disebut pla Geiger Counter atau GM Counter), yang perinsip kerjanya sangat lah sederhana
   GM Counter sekarang jarang di gunakan dalam riset tetapi masi dapat berguna dalam bidang proteksi radiasi. Karena tidak efisien untuk deteksi sinar gama yang merupakan sinar penting gedokteran nuklir maka GM Counter hanya sedikit sekali digunakan dalam kedokteran nuklir.

   Sekitar tahun 1950 ada beberapa perkembangan baru terjadi dalam deteksifisika nuklir yang sangat mendukung kemajuan kedokteraan nuklir,salah satu di antaranya adalah Photomultiplier tube (PMT) yang dapat mendektesi kelipan sinar yang lemah juga dapat menentukan sejumlah kelipan sinar.
   Selain film,GM ounter dan PMT,ada beberapa jenis detector yang digunakan dalam kedokteran yaitu :
a.Solid state semikonduktor detector
b.Liquid scintillation detector.
c.Well counter
               9.1.a. Solid state semiconductor detector
      Detector ini banyak digunakan dalam kedokteran nuklir.Keuntungan dari detector ini,sangat teliti dari pada NaI(Ti) scintilatio detector,hanya saja harganya mahal dan ukuranya sangat kecil.
               Prinsip kerjanya :
      Semikonduktor bertindak sebagai kamar pengion padat (solid ionization chamber). Oleh karena itu,semikonduktor bertindak ebagai insulator dan tidak melewati arus selama proses ionisasi berlangsung sebelum tercapai volume tertentu.
   9.1.b Liquid scintillation detector
      Liquid skintilasi sebagai pengganti NaI(Ti).Liquid ini dicampur denan sample yang akan diperiksa dan dibuang setelah pemeriksaan selesai. Detector ini mempunyai kemampuan mendeteksi sinar beta yang sangat lemah.
9.1.c Weel counter
   Merupakan kristal NaI(Ti) detector yang dilengkapi dengan sebuah tempat untuk tabung reaksi yang terletak diatas kristal.
Well ini dipergunakan untuk mengukur volume darah penderita pada suatu kejadian atau operasi dengan suatu tehnik dilusi.



9.2 MENETAPKAN DISTRIBUSI RADIOAKTIF DALAM TUBUH(IMAGING).
      Mengukur atau menghitung radioaktifitas pada suatu organ sangat penting untuk memperoleh informasi-informasi mana yang sangat berguna,untuk mengetahui bagaimana distribusi zat radioaktivitas didalam satu organ.
               Ada 2 prinsip peralatan dalm imaging kedoktera nuklir yaitu :
               9.2.a. Rektiliner skanner
                  Ada 2 macam imaging/bayangan yang dibentuk dari distribusi radiasi :
1.      Bayangan yang tersimpan pada osiloskop atau suatu tabd akesan pada kertas.
2.      Bayangan yang dibentuk denga menggerakan suatu sumber cahay diatas film fotogarfi.
               9.2.b. Gama Kamera
   Interaksi sinar gamma pada PMT yaitu sinyal kuat /besar dekat dengan PMT sedangkan yang lemah menjauhi PMT.
            Gama kamera ini berbeda dengan skanning rektilinier  :
         Ia mapu membedakan 2 sumber yang terpisah hingga jarak 5mm apabila dilatekkan sedektamungkin dengan kollimator. Waktu bayangan hanya diperlukan 1 sampai 2 menit.

10.PENGUNAAN RADIOISOTOP DALAM DIAGNOSTIK KLINIK
         10.1 KELENJAR THIROID
         Penderita kelenjar gondok yag hipoaktif(hipotheroid) akan menyerap iodine lebih sedikit dari pada penderita dengan thyroid normal(euthiroid) dan dengan penderita hiperaktif thyroid (hiaperthiroid)akan mengambil banyak iodine.
         Pada pemeriksaan 24 jam up take ,sehari sebelum pemeriksaan disuruh menelan kapsul atau sebagian kecil 1 3 1I kira-kira 300KBq(setara dengan 8 U Ci).
24 jam kemudian dihitung jumlah 1 3 1I pada thyroid salama 1 menit;24 jam berikutnya,1 3 1I semenit tersebut diletakkan pada neck phantom untuk diukur jumlahnya dengan membandingkanya dengan 1 3 1I standar.
         Perhitungan dilakukan dengan :
                                   
         Nilai-nilai yang diperoleh :
Euthiroid 10-40%,rata0rata 20%
Hipcthiroid kurang dari 10%
Hiperthiroid lebih besar dari 40%
         Untuk pemeriksaan diatas digunakan PMT dan counter. Untuk pemeriksaan skanner rektilinier maupun gamakamera dipakai 1 3 1I sebanyak 4 MBq(setara dengan 100mikrokurie).

10.2. GINJAL
      Untuk mengeahui fungsi ginjal dapat digunakan detector skintilasi. Kira-kira 7MBq (setara dengan 200UCi)dari 1 3 1Itersegel asam hippurat diinjeksi ke dalam aliran darah. Zat radioaktif ini aka dikeluaran dari darah melalui ginjal,lakukan monitor pada msing-masing ginjal.
      Detector yang dipakai adalah Open collimator scintillation. Sinyal dari tiap-tiap detector melalui rangkaian peralatan elektronik yang disebut ratemeter,mencatat segala kegiatan radioaktif yang berkaitan dengan waktu.
      Dapat pula menggunakan gama kamera dan duhubungkan dengan computer sehingga bisa mempeoleh renogram.
10.3 VOLUME AIR DAN DARAH DALAM TUBUH
      Untuk keperluan tu digunakan PMT dengan detector NaI(Ti) dalam bentuk well counter.
      10.3.a Volume Darah
         Suntikan melalui vena lengan sebanyak 200KBq (setara dengan 5 mikrocurie) albumin tersegel 1 3 1I. sesudah itu 15 menit kemudian diambil sampel darah dari vena lengan yang lain.Kemudian cari perbandingan net count rate dari sample darah dengan count rate dari material yang disuntikan.
10.3.b. Volume air. Dilkukan hanya diriset kedokeran.
         5 x 106 m3 air berisotop hydrogen normal,diganti dengan 3H disuntikan kevena lengan,count rate = 30.200/sec sample darah di ambil dari vena yang sama tiap  jam ,masing-masing dengan volume 10-6 m3,lalu plasma disiskan dan dihitung aktifitasnya. Setelah dihitung secara berurutan menunjukkan count rate 3,02-3,46-3,28-3,40.
Kesimpulan :
      Keseimbangan telah terjadi sebelum 1jam,rata-rata dari 3 pemeriksaan terakhir 3,38/secmaka volume air di dalam tubuh yaitu :
                           5 x 10-6 m3 x  4,47 x 10-2 m3.
10.4. METASTASIS KANKER KE HEPAR
      Penyebaran kanker ke hepar dapat dideteksi melalui suat scaning liver. Sifat jaringan hati yaitu jaringan hati/hepar normal akan menyaring pertikel radioaktif sedangkan tumor hepar tidak dapat.
      Pada scaning akan terdapat suatu daerah yang kurang zat radioaktif. Berdasarkan prinsip ini akan dilakukan hepar skaning untuk mengetahui apakah hepar seseorang itu di tumbuhi tumor.
Teknik skening :
   Ke dalam pembuluh darah vena disuntikan 200MBq (setara dengan 5mCi) sulfur colloid tersegel 9 9 mTc dengan ukuran pertikel berdiameter 0,5 mikrometer,gambaran atau kesan diambil 10menit kemudian.
         10.5 TUMOR OTAK
         Oleh karena tumor otak memberi gejala maupun keadaan penderita yang sangat serius sehingga dalam bidang kedokteran nuklir timbul upaya untuk mendeteksi dan mengidentifikasi tumor otak. Zat radioaktif yang disuntikan kedalam darah akan banyak bertumpukdidalam jaringan tumor dibandingkan jaringan sekitarnya.
        


         Tehnik scaning :
      Disuntikan 500MBq (setara dengan 15 mCi) 9 9  mTc dan sesudah kira-kira 2 jam dengan gama kamera di ambil bayangan kepala dari arah depan belakang dan sisi kiri kanan.

         10.6 METASTASIS KANKER KE TULANG
         Sering terjadi metastasis kanker ke dalam tulang  dan melakukan skening tulang adalah lebih berguna dibandingkan dengan mempergunakan sinar X untuk melakukan deteksi.
Tehnik skening :
      Suntikan kedalam vena 500MBq(setara dengan 15 mCi) senyawa fosfat tersegel 9 9 mTc. Tiga jan kemudian diambil bayangan. Jaringan tulang yang rusak akan berusaha memperbaiki diri sehingga mengambil eemen-elemen lebih banyak dari pada jaringan tulang normal.
      Radioaktifitas yang lebih tinggi akan terlihat pada jaringan tumor atau tulang yang sedang tumbuh. Dapat pula digunakan radioaktif 1 8F,tetapi atom florine ini umur paruhnya hanya 110 menit sehingga sangat terbatas dalam pemakaian.

10.7. EMBOLI PARU-PARU
      Untuk mengete sgumpalan drah pada arteri paru-paru maka dilakukan penyuntikan 100MBq (setara dengan 3 mCi) albumin macroagregated tersegel 9 9 mTc ke dalam vena. Material ini akan mengalir kejantung dan diteruskan ke paru-paru;macroagre gated albumin ini hanya meliputi 1% jumlah kapiler akan terlepas setelah 1 atau 2 jam kemudian.
Skaning atau pembuatan gambar dengan skema gama kamera harus segera setelah melakukan penyuntikan szt radioaktif test tersebut.

10.8 SIRKULASI UDARA DALAM PARU-PARU
      Untuk mengetahui system peredaran darah paru-paru digunakan gas radioaktif 1 3 3 Xe dengan umur paruh 5,3 hari. Dengan ini dapat di ketahui distribusi maupun lamanya material tertinggal dalam paru-paru.

10.9. LOKASI PERDARAHAN
      Untuk menentukan lokasi perdarahan digunakan  5 1 Cr.5 1 Cr akan di tangkap oleh sel darah merah. Darah yang sudah mengandung 5 1 Cr akan beredar keseluruh tubuh. Bila ada suatu kebocoran kaena perdarahan disuatu tempat maka darah akan tertimbun disisi dan akan terlihat meningkatnya radioaktifitas.

10.10. FUNGSI JANTUNG
      10 mCi 1 3 7 Ba(umur paruh 127 detk)disuntikan didalam vena subkavalia dan detector dapasang pada tempet-tempat yang dibutuhkan dalam pemeriksaan. Pada saat yang sama dilakukan pula elektrokardiografi.

10.11 DOSIS RADIASI DALAM KEDOKTERAN NUKLIR
      Dosis radiasi untuk tubuh dari prosedur kedokteran nuklir adalah tidak uniform karena radioisotop cenerung untuk terkinsebtrir pada organ tertentu.
      Suatu organ yang menerima dosis terbesar selama suatu prosedur berlangsung disebut “critical organ” untuk prosedur tersebut.
Dosis ganade yaitu dosis yang diterima gonade dalam suatu prosedur ,yang digunakan untuk meramal kemungkinan efek dari suat prosdur..

      Zat radioaktif yang diberikan ked alam tubuh akan berada dalam waktu tertentu yang di sebut umur paruf efektif (Effective half life=T eff).
      Ada dua factor penentu umur paruh efektif yaitu :
a.Umur paruh fisis (physical half life=T.
b.umur paruh biologis ( biological half time=T
Umur biologis suat elemen yaitu waktu yang diperlukan untk setengah dari jumlah atom yang mula-mula pada dalm organ untuk dikeluarkan dari organ tersebut dan ini tidak tergantung apakah elemen ini radioaktif atau tidak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar